Selasa, 10 November 2009

1.TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR

Latar Belakang Ilmu Budaya Dasar

  1. Kenyataan kalau bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku & bangsa dengan segala keanekaragaman & tidak dapat lepas dari ikatan-ikatan Primordial, kesukuan & kedaerahan.
  2. Proses pembangunan yang sedang berjalan mengakibatkan perubahan nilai budaya sehingga mental manusia terkena dampaknya.
  3. Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia.

Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar & pengertian umum tentang konsep -konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia & kebudayaan.

Menurut Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kelompok , yaitu :

  • Ilmu Alamiah (Natural Science) bertujuan untuk mengetahui keteraturan yang ada di alam semesta. Contoh : astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
  • Ilmu Sosial (Social Science) bertujuan untuk mengkaji keteraturan yang terdapat di dalam hubungan antarmanusia. Contoh : ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, dll.
  • Pengetahuan Budaya (The Humanities) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan yang bersifat manusia

Tujuan Ilmu Budaya Dasar

  1. Mengusahakan supaya mahasiswa semakin peduli dengan lingkungan kebudayaan sehingga lebih mudah adaptasi dengan lingkungan baru, terutama untuk kepentingan profesi / pakarjaan mereka.
  2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan tentang masalah kemanusiaan & budaya serta mengembangkan kreatifitas terhadap masalah yang menyangkut kemanusiaan dan budaya.
  3. Mengusahakan agar mahasiswa tidak jatuh ke dalam sifat –sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
  4. Menguasai komunikasi para akademis supaya lebih mampu berdialog satu dengan yang lainnya.

Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar

Masalah pokok terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

v Bermacam aspek kehidupan yang antara lainnya adalah ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat dikaitkan dengan menggunakan pengetahuan kebudayaan.

v Hakekat manusia yang universal namun beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing – masing pada zaman dan tempatnya.

1) Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :

2) Manusia dan Cinta Kasih ; Manusia dan Keindahan.

3) Manusia dan Penderitaan; Manusia dan Keadilan.

4) Manusia dan Pandangan Hidup ; Manusia dan Tanggungjawab.

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

A. Pendekatan Kesusastraan

Sastra lebih mudah berkomunikasi pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan, dan lainnya digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.

B. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa

Jenis Kesusasteraan:

Prosa Lama:

  1. Dongeng.
  2. Hikayat.
  3. Sejarah.
  4. Epos.
  5. Cerita Pelipur Lara

Prosa Baru :

  1. Cerpen.
  2. Novel.
  3. Biografi.
  4. Kisah.
  5. Otobiografi.

C. Nilai-nilai Dalam Prosa Fiksi

  1. Prosa fiksi memberikan kesenangan.
  2. Prosa fiksi memberikan informasi.
  3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural.
  4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan.

Karya sastra dapt dibagi menjadi dua :

  1. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya.
  2. Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya.

D. Ilmu Budaya Dasar Dihubungkan Dengan Puisi

1. Figura bahasa.

2. Kata-kata yang ambiquitas.

3. Kata-kata yang berjiwa.

4. Kata-kata yang konotatif.

E. Alasan Pengajian Puisi Pada Ilmu Budaya Dasar

1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia

2. Puisi dan keinsyafan /kesadaran individual.

3. Puisi dan keinsyafan sosial:

a) Penderitaan atas ketidakadilan.

b) Perjuangan untuk kekuasaan.

c) Konflik dengan sesama.

d) Pemberontakan kepada hukum Tuhan.

Hukum mempunyai kekuatan untuk mengatur. Dengan adanya hukum orang-orang menjadi takut untuk melakukan hal-hal diluar hukum entah itu karena takut hukuman penjara/denda. Di Jakarta banyak perubahan peraturan dan hukum seiiring dengan perubahan zaman. Hukum dapat menjadi alat untuk perubahan sosial. Jika berhasil maka hukum dapat mendorong masyarakat kearah dan kebiasaan yang lebih baik.

Dulu, tidak ada peraturan tentang kewajiban penggunaan sabuk pengaman(dikenal juga dengan sebutan seatbelt). Masyarakat pengendara mobilpun tidak memiliki kesadaaran untuk menggunakan sabuk pengaman. Sejak diberlakukannya peraturan tentang kewajiban menggunakan sabuk pengaman, kesadaran pengendara mobil meningkat. Peraturan itupun berjalan lancar. Jika awalnya para pengendara takut akan denda berjumlah besar, sekarang pengendara mobil menyadari sabuk pengaman penting untuk keselamatan mereka.

Hukum dapat mengarahkan perilaku manusia ke arah perilaku tertentu. Hukum dapat digunakan sebagai pendorong untuk melakukan perubahan sosial. Baik dalam hal perilaku seperti membuang sampah pada tempatnya. Peraturan itu sudah ada sejak dulu, namun mengapa masih banyak orang yang buang sampah sembarangan hingga sekarang? Itu karena pemerintah yang kurang menegakkan hukum yang dibuat. Tidak ada gunanya membuat peraturan yang tidak dipatuhi. Pemerintah pusat khususnya yang mengurus kota Jakarta untuk kedepannya harus dapat tegas dan menegakkan peraturan.

Di jaman sekarang ada peraturan baru yang bisa membuat sebagian orang tersiksa dan sebagian orang bahagia. Peraturan itu adalah penggunaan rokok di tempat umum yang dikeluarkan sekitar tahun 2006 kemarin. Sebagai pengguna rokok peraturan ini sangatlah tidak mengenakkan. Namun, peraturan ini dibuat untuk menekan pengguna rokok di Indonesia. Pemerintah daerah Jakarta berharap dengan semakin sedikitnya pengguna rokok dapat membuat penerus-penerus kita dapat lebih maju dengan bebas dari ancaman racun rokok. Memang sekarang mungkin peraturan itu masih sering di langgar. Tapi, saya yakin bila pemerintah lebih memperketat peraturan pasti para pengguna rokok akan semakin berkurang.

Dulu kendaraan bermotor tidak begitu banyak. Banyak becak yang berkeliaran. Namun sekarang melihat banyaknya kendaraan bermotor dikeluarkan Perda Jakarta yang melarang becak untuk berkeliaran di sekitar Jakarta. Dan sekarang sangking banyaknya kendaraan bermotor pemerintah mengeluarkan aturan 3in1 di daerah pusat Jakarta. Banyak perubahan yang muncul.

Perubahan itu juga muncul dalam hal pemilihan gubernur. DKI baru saja memilih gubernur secara langsung. Padahal dulunya gubernur dipilih oleh anggota DPR dan para pimpinan Indonesia. Tapi sekarang Indonesia mulai maju satu langkah untuk menjadi Negara yang lebih terbuka antara para pemimpin dengan rakyat. Walaupun masih ada kekurangan tapi ini adalah awal yang baik. Untuk kedepannya sepertinya MK akan memperbolehkan calon independent untuk mengajukan diri sebagai calon gubernur (pemilihan tahun ini calon harus diajukan melalui parpol) namun mekanismenya masih belum jelas dan sedang dirumuskan.

Untuk di masa depan sepertinya akan banyaknya peraturan baru yang dibuat sesuai dengan perkembangan zaman seperti peraturan emisi zat buang kendaraan untuk mengurangi polusi yang kabarnya sedang dibuat dan peraturan lainnya. Saya harap pemerintah khususnya pemda Jakarta untuk menyusun peraturan yang menyelesaikan masalah di daerah Jakarta yang harus dibuat dengan melibatkan banyak pihak, terbuka terhadap masyarakat dan harus konsekuen dalam menegakkan peraturan yang dibuat.

Dalam proses penegakan hukum pemerintah harus bekerja ekstra untuk menegakkan hukum lama yang diabaikan seperti peraturan buang sampah, anak jalanan, dll. Mempertahankan dan meningkatkan hukum-hukum yang sudah berjalan lancar seperti masalah sabuk pengaman, helm, dll. Dan menegakkan dan mensosialisasikan peraturan yang baru dibuat seperti masalah rokok, 3in1 dan masalah lain.

Jakarta sedang dalam masa pembenahan. Karena itu sebagai rakyat Jakarta juga hurus sadar dan menjalani peraturan yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh pemerintah. Peraturan itu sengaja dibuat untuk perubahan sosial Jakarta agar menjadi lebih baik.
Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan

William F. Ogburn dalam Moore (2002), berusaha memberikan suatu pengertian tentang perubahan sosial. Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun immaterial. Penekannya adalah pada pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.



Definisi lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya (Soekanto, 1990). Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan. Sorokin (1957), berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan sosial tidak akan berhasil baik.


Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).


Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil definisi kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan dalah segala perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut. Soemardjan (1982), mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya.


Untuk mempelajari perubahan pada masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih mendalam sebab terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin karena adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan. Menurut Soekanto (1990), penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor penyebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri antara lain bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru, pertentangan dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Sedangkan faktor penyebab dari luar masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar, peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
KEBUDAYAAN ???
KE – BUDAYA – AN
BUDAYA



PRANATA SOSIAL
SISTEM ANTAR HUBUNGAN PERANAN2 DAN NORMA2 YANG TERWUJUD SEBAGAI TRADISI UNTUK USAHA2 PEMEBUHAN KEBUTUHAN2 SOSIAL UTAMA TERTENTU YANG DIRASAKAN PERLUNYA OLEH PARA WARGA MASYARAKAT YANG BERSANGKUTAN
KEBUDAYAAN
PENGETAHUAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGHADAPI LINGKUNGAN DAN MENDORANG TERWUJUDNYA TINDAKAN SESUAI DENGAN LINGKUNGAN YANG DIHADAPI DAN MOTIF 2 YANG DIPUNYAI OLEH PELAKU
PERANGKAT MODEL2 PENGETAHUAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP/BLUEPRINT/DISAIN UNTUK KEHIDUPAN
KEBUTUHAN MANUSIA
(universal)
Kebuthan utama (primer)
muncul disebabkan aspek biologis/organisme tubuh manusia
Kebutuhan sosial (sekunder)
akibat dari usaha untuk dapat memenuhi kebutuhan primer dan melibatkan orang lain
Kebutuhan integratif
muncul dari hakekat manusia sebagai mahluk pemikir dan bermoral

Unsur-unsur kebudayaan
Bahasa dan komunikasi
Ilmu pengetahuan
Teknologi
Ekonomi
Organisasi sosial
Agama
Kesenian
Sifat kebudayaan
Tidak diwariskan secara genetika ------ melalui proses belajar
Diperoleh melalui pendidikan, baik secara formal maupun tidak formal
Milik masyarakat, bukan milik individu
Bersifat tradisional
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan
=
sistem

Struktural :
terintegrasi melalui fungsi 2 nya dari unsur-unsurnya, yaitu adanya peranan dari setiap unsur kebudayaan yang dimainkan nya dalam dalam kaitannya denngan unsur 2 lain dari kebudayaan tersebut, yang berlaku secara menyeluruh
Kejiwaan :
integrasi kebudayaan terjadi melalui konfigurasi tertentu dari kebudayaan tersebut. Konfigurasi kebudayaan dapat dikatakan sebagai nyawa/jiwa dari kebudyaan tersebut. Memberi arah dan menghasilkan kesatuan yang integratif ( contoh : nilai, pandangan hidup etos atau tujuan, cita-cita dsb)
Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan
Jumlah dan komposisi penduduk
Perubahan lingkungan :
bencana alam dan perubahan kuantitas dan kwalitas sumber daya/energi dalan lingkungan
Penemuan baru dalam teknologi dan ekonomi (inovasi)
Adanya invasi/penyerangan/penjajahan
Kontak hubungan dengan masyarakat lain (defusi)

Kebudayaan mempunyai sifat tradisional : ????
Perubahan :suatu unsur berubah – unsur yang lain juga berubah
Terjadi PEREVISIAN
(Pembuatan yang baru agar sesuai dengan perubahan yang terjadi atas seperangkat model-model pengetahuan yang ada)

KEBUDAYAAN TETAP
(pedoman menyeluruh)
KEBUDAYAAN menyesuaikan
Cenderung berubah secara dinamis
Cenderung berubah lebih cepat kalau integrasinya tidak menyeluruh
Kebudayaan yang cepat berubah karena :
Integrasi strukturalnya dan integrasi kejiwaannya kurang menyeluruh
Kurang jelas konfigurasinya atau tema – tema kebudayaanya
Dasar perubahan kebudayaan berupa :
Suatu modifikasi yang terjadi dalam perangkat2 ide dan disetujui secara sosial oleh para warga masyarakat yang bersangkutan
Dapat terjadi pada:
1. Isi
2. Struktur
3. Konfigurasi cara-cara hidup
4. Bentuk
5. Fungsi
6. Nilai
7. Pranata (intitusi)
Dasar perubahan kebudayaan :
Perubahan kebudayaan dapat terjadi melalui subsitusi (penggantian unsur lama oleh unsur yang baru, yang secara fungsional dapat diterima oleh unsur-unsur lainnya).
Dapat juga karena kehilangan sebuah unsur atau seperangkat unsur tanpa ada gantinya.
Atau terjadi melalui inkrepentasi atau penambahan unsur-unsur baru dalam kebuadayaan tanpa mengganti sesuatu unsur yang sudah ada dalam kebudayaan tersebut.

Proses perubahan kebudayaaan
Tahap inovasi : para inovator membuat ciptaan-ciptaan baru dan kemudian mengkomunikasikannya pada para warga masyarakat.
Tahap pengintegrasian inovasi : mengintegrasikan keadaan yang baru melalui sebuah koreksi dengan caramemodifikasi pola 2 tradisional, atau pola 2 yang baru diterima atau ke dua 2 nya.
Tahap terminal : keadaan yang menyenangkan karena keseluruhan perubahan dapat diterima oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. merasa tenang aman sejahtera, yakin pada diri sendiri, mempunyai harga diri dsb.
TRADISI ???
TRADISI
TRADITIUM
PROSES TERJADINYA TRADISI
MANUSIA
(KELOMPOK/KOMUNITAS)
TANTANGAN
RESPON TERHADAP ALAM/LINGKUNGAN

ADA SELEKSI TERHADAP CARA 2 YANG PALING EFISIEN DAN EFEKTIF

DIPILIH CARA YANG PALING OPTIMAL YANG DIPILIH SECARA EMPIRIS

DIPSKSI TERUS MENERUS SECARA TURUN TEMURUN

KEBIASAAN
(POLA TINGKAH LAKU)


TRADISI
(KEBIASAAN MASYARAKAT TURUN TEMURUN)


BUDAYA ASLI
(PEDOMAN MASYARAKAT)
KONSEP TRADISI MENURUT SHILS (1981)
SEBAGAI “BOUNDED OBJECT”
SESUATU YANG DILAKUKAN SECARA TERUS MENERUS OLEH SUATU MASYARAKAT DARI GENERASI KE GENERASI, YANG DIWARISKAN ADALAH POLA2/CITRA DARI TINGKAH LAKU
MISALNYA : KEPERCAYAAN, ATURAN ANJURAN LARANGAN DSB.
KONSEP TRADISI MENURUT HANDLER & LINEKIN (1982)
SEBAGAI “MEANINGFULL PROCESSES”
PROSES DARI APA YANG BERUBAH DAN APA YANG TETAP PADA SUATU MASYARAKAT DENGAN SUATU INTERPRETASI.
MENGACU PADA PROSES YANG BERMAKNA
TRADISI :
SEBAGAI PEWARISAN BUDAYA SECARA TURUN TEMURUN DARI GENERASI KE GENERASI DARI MASA LALU KE MASA SEKARANG. BAIK BERUPA OBYEK FISIK MAUPUN KONSTRUKSI BUDAYA, MELALUI WAHANA LISAN TULISAN MAUPUN TINDAKAN.
TRADISI
PALSU ATAU ASLI ?????
BERHENTI ATAU BERUBAH ?????
TRADISIONAL
BERUBAH BERJALAN LAMBAT
PERUBAHAN TERJADI PADA HAL-HAL YANG BERSIFAT :
- LAHIR / LUAR DALAM KEBUDAYAAN DISEBUT OVERT CULTURE
- DALAM / INTI KEBUDAYAAN DISEEBUT COVERT CULTURE
(R. Linton)
MODERN ???
MODERN
REVOLUSI
(industri)




TRADISI
KONSEP MODERN MENURUT HABERMAS (1987)
MODERNISME MERUPAKAN SUATU PROYEK YANG BELUM (TIDAK PERNAH) SELESAI
AKAN MENJADIKAN SUATU KEADAAN “KE –KRTIDAKADAAN KETERATURAN YANG BARU”
PROSES YANG TIDAK PERNAH SELESAI PADA PERKEMBANGANNYA KEMUDIAN DISEBUT POST MODERN
CIRI – CIRI MODERN
KETERLEPASAN ATAU KETIDAK TERGANTUNGAN DARI RASA ETIS DAN RASIO YANG SUDAH MENJADI KAIDAH/POLA YANG SEDANG BERLAKU
CIRI MANUSIA MODERN
(MENURUT ALEX INKELES, 1986)
PERUBAHAN SPIRIT ATAU SEMANGAT DENGAN CARA BERPOKIR, MERASA DAN BERTINDAK YANG BARU (MERUPAKAN CIRI DARI DALAM MANUSIA)
KEPENDUDUKAN, PENDIDIKAN ,POLITIKISASI, KOMUNIKASI MASA, INDUSTRIALISASI (MERUPAKAN CIRI DARI LUAR MANUSIA)
MODERNITAS
BERUBAH, BERJALAN CEPAT
ADA INOVASI-INOVASI BARU
TIDAK PERNAH SELESAI
MODERN SEKARANG AKAN MENJADI SEBUAH TRADISI UNTUK WAKTU YANG AKAN DATANG, MELALUI SUATU SELEKSI DARI MASYARAKAT ITU SENDIRI.
Kebudayaan Jawa
1. Daerah asal kebudayaan jawa
daerah asal kebudayaan Jawa adalah P Jawa
letaknya kurang lebih 7 derajat disebelah Selatan Katulistiwa
geologis : terdapat deretan pegunungan yang menyambung dengan peg. Himalaya dan peg. Asia Tenggara., dan daerah gunung berapi baik aktif maupun tidak aktif, bukiy kapur terdapat di sepanjang pantai utara maupun pantai Selatan terutama, Jawa bagian Timur


kondisi tanah subur, terutama bagian yang dekat dengan sungai serta lembah- lembah yang terkena muntahan dari gunung berapi, seperti misalnya: sungai serayu, sungai brantas dan sungai bengawan solo
Iklim tropis lembab, curah hujan tinggi terutama pada musim kemarau dan ditaran tinggi. Suhu di Pulau Jawa pada umumnya konstan.
Orang Jawa mendiami pulau Jawa di bagian tengah dan Timur dari seluruh P Jawa dan dibagian Barat didiami oleh suku bangsa Sunda dengan daerahnya disebut Priangan
Pulau Jawa sangat padat penduduknya, terutama pada abad terakhir ini




2. Bahasa Orang Jawa
 Menurut kesusastraan Jawa, secara kronologi dapat dibagi dalam 6 fase, fase bahasa Jawa kuno, fase bahasa Jawa kuno dalam kesusateraan, fase bahasa dlm kesusasteraan Islam Jawa Timur, fase baha kesusasteraan kebud.Jawa Islam di daerah Pesisir, fase bahasa kesusasteraan kerajaan Mataram, fase bahasa Jawa masa kini
 Tulisan Jawa,
 Kesusasteraan Jawa
 Gaya bahasa Jawa
 Logat Jawa



3. Variasi regional dari kebudayaan Jawa

Daerah pesisir/pantai
daerah pesisir kilen, daerah pesisir wetan
Daerah pedalaman/persawahan
Negarigung, Banyumas, Bagelen, Mancanegari
Daerah pegunumgan
sekitar pegunungan yang sulit pencapaiannya.

4. Persebaran agama ke daerah pedalaman Jawa

5. Kebudayaan Petani Jawa/kebudayaan masyarakat pedalaman
Sosialisasi dan enkulturasi
Pernikahan, rumah tangga dan keluarga Inti
Sistem jaringan kekerabatan
Para petani Jawa
Pasar desa
Pekerjaan dan mobilitas petani
Perbedaan sosial ekonomi di desa dan himpunan-himpunan
Pola rekreasi dan kesenian rakyat


a. Sosialisasi dan enkulturasi dalam keluarga intiKeinginan orang Jawa mempunyai anak
Pengguguran kandungan dan abstinensi
Kehamilan dan persalinan
Adat memberi nama
Perawatan bayi
adat mengajar kebersihan pada anak
Pertumbuhan anak dalam keluarga Inti
Mengajarkan ketaatan
Rumah tangga dan sekolah
masa remaja
Proses enkulturasi (pendewasaan ???)


b. Pernikahan, rumah tangga dan keluarga Inti
Hubungan antara remaja pria dan wanita
Pertunangan
Upacara pernikahan
Rumah tangga dan keluarga inti
Hubungan dengan keluarga suami atau isteri
Perceraian
Hubungan antara rumah tangga dengan tetangga


c. Sistem jaringan kekerabatan orang Jawa
Fungsi kekerabatan orang Jawa
Sanak saderek (kinderd)
- kulawarga, sanak saderek, golongan
- alur waris/trah
Hak milik dan warisan


d. Petani Jawa
Kepadatan penduduk daerah pemukiman
Sistem pemilikan tanah
Tiga cara pemakain tanah
Tenaga kerja dalam usaha tani
Menyimpan dan menumbuk padi
Palawijo


e. Pasar desa
Para pedagang dan tukang
Cara-cara berdagang
Modal dan kredit
Barang-barang dagangan
Hasil industri rumah tangga dan industri jasa

f. Pekerjaan dan mobilitas petani
Pekerjaan utama dan sekunder
Mobilitas penduduk

g. Perbedaan sosial ekonomi, pemerintah desa dan himpunan-himpunan
Tanah dan keturunan
Perabot dusun
Santri
Himpunan-himpinan di desa


h. Pola rekreasi dan kesenian rakyat
Pola rekreasi orang desa
Kesenian rakyat dan kesenian kraton
Daerah kebudayaan pesisir barat
Daerah kebudayaan banyumasan
Daerah kebudayaan bagelen
Daerah kebudayaan negarigung
Daerah kebudayaan mancanegari
Daerah kebudayaanpesisir timur dan Surabaya
Derah kebudayaan tanah sebrang wetan

Etika Jawa
Etika
Orang Jawa
Etika Jawa
Kaidah dasar kehidupan masyarakat Jawa.
Pandangan dunia Jawa
Koordinat-koordinat umum etika Jawa
Etika sebagai kebijaksanaan hidup

Etika: berarti “filsafat mengenai bidang moral “
Etika: ilmu atau refleksi sistematik mengenai pendapat-pendapat, norma-norma dan istilah-istilah moral
Etika dalam arti lebih luas: keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh mayarakat yang bersangkutanuntuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya (bagaimana saya harus membawa diri,sikap-sikap dan tindakan-tindakan mana yang harus saya kembangkan agar hidup saya sebagai manusia berhasil)
Kaidah dasar kehidupan masyarakat Jawa
Prinsip kerukunan
Rukun
Berlaku rukun
Rukun dan sikap hati
Prinsip hormat
Semua hub dalam massyarakat teratur secara hirarkis
Sapaan terhadap sesama sesuai dengan kedudukan sosial
Sikap wedi, isin dan sungkan
Sikap adil, setia, jujur

Pandangan dunia Jawa
Alam numinus (Yang Ilahi/Yang Adikodrati) dan dunia
Yang numinus dan kekuasaan
Dasar numinus keakuan

Alam numinus (Yang Ilahi/Yang Adikodrati) dan dunia
- melalui lingkungannya ia belajar untuk berhubungan dengan alam, irama alam menjadi iramanya sendiri, ia belajar apa yang harus dikerjakan pada saat yang sesuai
- masyarakat merupakan sumber aman, begitu pula alam dihayati sebagai kekuasaan yang menetukan keselamatan dan kehancuran (alam gaib, slametan, sesajen, dsb)


Yang numinus dan kekuasaan
- hakekat kekuasaan: bersifat homogen, antara manusia dan kelompok manusia
- raja sebagai pemusatan kekuatan kosmis: raja sebagai ratu adil, ayem tentrem kerta raharja
- kraton sebagai pusat kerajaan numinus: pusat keramat kerajaan, sumber kekuatan kosmis membawa ketenteraman, keadilan dan kesuburan


Koordinat-koordinat umum etika Jawa